Thursday, May 19, 2016

Makalah Teropong Bintang


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Adapun latar belakang pembuatan makalah ini yaitu sebagai bahan pembelajaran bersama di dalam kelas yang nantinya di gunakan sebagai acuan belajar diskusi siswa, dengan disusunnya makalah ini diharapkan siswa mampu menerapkan dan mempelajari lebih lanjut mengenai teropong bintang dari fungsi dan cara kerjanya.

2.      Tujuan Penyusunan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian dan sejarah teropong bintang
2.      Menjelaskan Komponen yang terdapat dalam teropong bintang
3.      Mengetahui cara kerja teropong bintang
4.      Mengetahui pembesaran teropong bintang








BAB II
PEMBAHASAN

Teropong bintang
1.      Pengertian  dan sejarah teropong bintang
Pengertian teropong bintang adalah sebuah jenis peralatan yang digunakan untuk membantu pengindraan jauh guna mengamati keberadaan benda-benda yang ada di angkasa. Dengan demikian, kita bisa melihat posisi sebuah benda di angkasa yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang.

Dari pengertian teropong bintang, menunjukkan bahwa alat ini memiliki bentuk seperti teropong. Teropong sendiri digunakan untuk melihat sebuah benda dari jarak yang jauh sehingga akan nampak lebih jelas

Dalam pengertian teropong bintang juga dijelaskan bahwa teropong ini menggunakan dua buah lensa positif. Dimana masing-masing lensa berfungsi sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Inilah yang membedakan antara teropong bintang dengan mikroskop. Pada teropong bintang, jarak fokus lensa obyektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler.

Teropong sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah alat optik yang dimanfaatkan untuk melihat benda yang berada di tempat jauh. Misalnya di gunung atau bintang, sehingga bisa nampak lebih dekat serta lebih jelas. Benda ini sudah banyak digunakan sejak abad ke 17. Meski demikian, tidak ada catatan dalam sejarah yang menjelaskan mengenai siapa penemu benda tersebut pertama kali.
Hanya saja, pada tanggal 2 Oktober 1608, pernah dicatat seorang bernama Hans Lippershey yang mencoba mendapatkan hak paten atas teleskop yang dibuatnya. Namun begitu, usaha Luppershey ini gagal karena mendapatkan penolakan dari tim penilai. Sebab, menurut mereka, sebelum Lippershey mendaftarkan hak paten tersebut, sudah banyak dijumpai teleskop yang ada sebelumnya. Sehingga menurut mereka, teleskop tersebut bukanlah hak paten dari Lippershey.
Setahun berikutnya tepatnya pada tahun 1609, Galileo pernah menciptakan sebuah teleskop yang kemudian disebut dengan teropong panggung. Banyak pula orang yang menyebutnya sebagai teropong Galileo. Setelah pembuatan teropong ini, Galileo kemudian sering membuat berbagai jenis teleskop sampai kemudian berhasil melakukan beberapa penemuan di bidang astronomis. Berbagai penemuan inilah yang kemudian menjadikannya dikenal dalam sejarah dunia.
Teleskop Hubble
Teropong terbesar yang ada di dunia disebut dengan teleskop Hubble. Teleskop ini berada di Observatorium Yerkes yang berada di kawasn teluk William Wisconsin, Amerika Serikat. Telekop ini sendiri mempunyai lensa obyek yang diameternya berukuran 1 meter. Itulah mengapa, teleskop ini mampu menangkap cahaya dalam jumlah yang besar untuk masuk ke dalamnya.
Teleskop ini bisa dimanfaatkan guna mengadakan pengamatan obyek secara langsung. Dimana dalam hal ini, lensa okuler akan berfungsi untuk memperbesar dan melihat bayangan yang terbentuk oleh lensa obyektif, sebagaimana halnya pada mikroskop.
Biasanya, pengamatan langsung menggunakan teleskop atau teropong kecil dilakukan untuk hal-hal yang bersifat khusus. Selain itu, teleskop yang dimiliki oleh lembaga penelitian biasanya tidak menggunakan lensa okuler. Dungsi teleskop tersebut, sama halnya dengan lensa kamera yang bertujuan untuk memperbesar obyek. Dengan demikian, mata kita akan mudah untuk mengetahui obyek-obyek yang bentuknya terlihat kecil jika dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Observatorium Boscha
Di Indonesia sendiri memiliki tempat untuk melakukan pengamatan luar angkasa menggunakan teropong bintang. Tempat pengamatan tersebut disebut denga observatorium Boscha yang ada di Lembang, Jawa Barat.
Observatorium Bosscha ini dibangun oleh pemerintahan Belanda melalui Nederlandsch Indisdhe Sterrekundige Vereniging atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Tujuan pendirian observatorium ini sendiri adalah untuk memajukan ilmu Astronomi yang ada di Hindia Belanda. Pembangunan lembaga penelitian ini dilakukan di atas tanah milik Karel Albert Rudolf Bosscha, yang merupakan bos perkebunan teh Malabar. Selain menyumbangkan tanah, Bosscha juga berjanji untuk menyediakan dana guna membeli teropong bintang yang akan digunakan dalam lembaga penelitian tersebut. Itulah mengapa, lembaga ini kemudian disebut dengan Observatorium Bosscha, yang merupakan bentuk penghormatan atas jasa dari Karel Albert Rudolf Bosscha.
Pembangunan observatorium ini sendiri berlangsung selama lima tahun. Dimulai pada tahun 1923, dan diselesaikan pada tahun 1928. Setelah berdiri, observatorium ini melakukan publikasi internasional pertamanya pada tahun 1933.
Namun, seiring dengan berlangsungnya perang dunia ke II dimana Indonesia turut menjadi korban, maka kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga tersebut kemudian turut dihentikan. Setelah perang dunia berakhir, observatorium tersebut mengalami kerusakan dan dilakukanlah renovasi total sehingga observatorium tersebut bisa kembali beroperasi.
Selanjutnya, pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan pengelolaan observatorium ini kepada pemerintahan Indonesia. Dan setelah Institut Teknologi Bandung berdiri pada tahun 1959, makan Observatorium Bossha dijadikan sebagai bagian dari ITB dan dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan penelitian secara formal.
Observatorium Bosscha sendiri pada saat ini memiliki lima buah teropong bintang yang mempunyai fungsi masing-masing. Kelima teleskop tersebut antara lain adalah teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO dan Teleskop Refraktor Unitron.
Untuk teleskop yang terakhir ini, sering digunakan untuk melakuakn pengamatan pada kemunculan hilal atau bulan. Dimana hal ini biasanya terjadi pada saat memasuki bulan Ramadhan untuk menentukan awal dan akhir puasa. Sebab, sebagian besar rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam menggunakan kalender yang didasarkan pada peredaran hilal untuk menentukan hari-hari tersebut.

2.      Komponen-komponen teropong bintang
Adapun komponen yang terdapat pada teropong bintang yaitu :
1.       Penyangga
2.      Lensa pembidik: untuk membidik bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tanpamemperbesarnya.
3.      Lensa objektif: Lensa yang ditujukan kepada benda-benda angkasa.
4.      Lensa okuler: Lensa yang ditempatkan didekat mata.
5.      Pengatur panjang focus
6.      Pemutar (engsel)

3.      Cara kerja teropong bintang
Prinsip kerja :
a.       Mengkalibrasikan antara lensa pembidik dengan lensa okuler
b.      Mengarahkan lensa pembidik pada sasaran yang akan di bidik.
c.       Setelah obyek terlihat, mengatur lensa okuler dengan cara memutar pengatur panjang lensaokuler untuk mendapatkan obyek yang jelas.

Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler
               d   =   fop  +  fob
Letak benda pada teropong bintang :
§  Obyektif : di depan lensa.
§  Okuler : didepan lensa.

Letak bayangan pada teropong bintang :
§  Obyektif : di belakang lensa
§  Okuler : di belakang lensa

Sifat bayangan :
§  Obyektif : nyata, terbalik, diperkecil.
§  Okuler : maya, terbalik, diperbesar.

Bayangan dari lensa obyektif merupakan benda bagi lensa okuler. Benda yang diamatiberada di tempat jauh tak terhingga ini berarti :

Diagram sinar pembentukan bayangan seperti pada gambar berikut ini :

Benda-benda yang diamati sangat jauh sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke lensaobjektif. Dua kumpulan sinar-sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang (T) dan bagianbawah bintang  (B) membentuk bayangan nyata dan terbalik B1T1dibidang fokus lensa objektif.Selanjutnya B1T1dilihat oleh lensa okuler sebagai benda.
Kedudukan lensa okuler dapat diatur sedemikian rupa (digerakkan maju mundur) agarbenda tadi berada di titik api lensa okuler atau  fob dan  fok berimpit. Dengan demikian akan terbentuk bayangan maya, terbalik, dan diperbesar, ditempat jauh yang tak terhingga sehinggamata pengamat tidak perlu berakomodasi, sehingga tidak cepat melelahkan. Dengan demikian,panjang teropong atau jarak kedua lensa adalah
d   =   fop  +  fok
  
        

Sebuah teleskop mempunyai dua sifat-sifat umum:
Ø   Seberapa baik dapat mengumpulkan cahaya.
Ø   Berapa banyak dapat memperbesar gambar.
Sebuah kemampuan teleskop untuk mengumpulkan cahaya yang langsung berhubungandengan diameter lensa atau cermin. Aperture yang digunakan untuk mengumpulkan cahaya.Umumnya, semakin besar aperture, semakin menyalakan teropong mengumpulkan danmembawa fokus, dan terang gambar akhir.Pembesaran teropong, kemampuannya untuk memperbesar gambar, tergantung pada kombinasilensa yang digunakan. Lensa mata melakukan perbesaran. Karena setiap perbesaran dapatdicapai dengan hampir setiap teropong dengan menggunakan eyepieces berbeda, aperture adalahfitur yang lebih penting daripada pembesaran.

4.      Rumus Teropong bintang
Ø Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata tidak berakomodasi
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
§  = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
§  = Pembesaran teropong bintang
§  = Jarak fokus lensa objektif
§  = Jarak fokus lensa okuler
Ø  Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata berakomodasi maksimum
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:
·       = Pembesaran teropong bintang
·       = Jarak fokus lensa objektif
·       = jarak benda di depan lensa okuler








BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa teropong bintang mempunyai fungsi yang sama dengan teropong jenis lainnya yaitu untuk memperbesar objek yang jauh, hanya terdapat perbedaan di struktur dan cara kerjanya saja. Teropong bintang umumnya di gunakan oleh bagian tertentu saja, tidak banyak dimiliki orang.

2.    Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyajian materi maupun kesalahan dalam penulisannya, maka dari itu kami sebagai penulis menerima kritik dan saran kepada pembaca, guna untuk perbaikan pada penyusunan makalah kami berikutnya

Bagikan ke

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger